PadaSaat Ini Banyak Usaha Yang Menggunakan Teknologi Komputer, Diantaranya Usaha Yang Bergerak Dibidang Usaha, Seperti : Dan Seperti Usaha-usaha Tersebut Di Atas Umumnya Membutuhkan Tenaga Desainer / Tenaga Setting Yang Bisa Diandalkan. USAHA DIBIDANG AHLI PEMBUATAN KACAMATA. Materi Yang Diajarkan Lengkap, Dari Mulai : Pengukuran untukpengembangan usaha. 2. Lokasi perusahaan Mebel PT. Pandu Wira Desa Sukorejo Bojonegoro berada di kawasan strategis padat penduduk. 3. Semua produk yang dihasilkan terjamin kualitas dan keunggulannya karena terbuat dari bahan baku yang baik. 4. Tenaga kerja yang dimiliki mudah didapatkan dari lingkungan sekitar yang mempunyai Industriyang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja / labor (man power oriented industry) Adalah industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena bisanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja / pegawai untuk lebih efektif dan efisien. 7PENINGKATAN NILAI TAMBAH PENGRAJIN DUPA DESA PETUNGSEWU KECAMATAN WAGIR KABUPATEN MALANG Endi Sarwoko1, Iva Nurdiana2,Mohammad Ahsan3 1,2,3 Universitas Kanjuruhan Malang Email: endiswk@ Petungsewu Village, Wagir District, Malang Regency is one of the villages where most of the people are incensed craftsmen, but the incense produced is semi-finished incense or raw incense. menyebabkanUMKM yang masih didominasi oleh usaha mikro sulit untuk tumbuh menjadi usaha yang lebih besar ("naik kelas"), atau bertahan dengan usaha produktif yang berkelanjutan. Hal ini dapat diamati dari kesenjangan produktivitas yang melebar antara usaha besar dan UMKM, serta tren penurunan kontribusi nilai ekspor non migas UMKM. bFWtfj. Pengrajin mebel banyak sekali dijumpai didaerah, dikampung, dipinggir jalan dan pasar mebel diwilayah Surakarta dan sekitarnya ,dengan melihat dan memperhatikan para pengrajin mebel tersebut pada saat mengerjakan pekerjaan dengan menggunakan gergaji tangan kecil untuk membuat suatu pola yang berbentuk lengkungan, berbentuk sudut dan tegak lurus dan membutuhkan tenaga cukup banyak, tangan harus bergerak terus naik turunkan gergaji tangan sengkangmya berbentuk huruf C. Salah satu cara yang lebih efektif dan efisien dibuatlah suatu alat atau mesin untuk membantu memecahkan permasalahan yang ada yaitu dengan cara membuat Inovasi mesin gergaji selendang yang mampu mengerjakan bentuk lengkung, bentuk sudut dan juga berbentuk tegak lurus, bilah gergaji berbentuk selendang sehingga gerakannya berputar terus, tidak perlu memakai tangan untuk menggerakkan gergaji, bilah gergaji selendang dilas dipasang pada bantalan yg dihubungkan dengan poros dan poros diputar oleh motor listrik sehingga akan menjadi gerakan berputar,perputan bilah gergaji selendang ini sebagai pengganti gerakan tangan saat naik turun, tangan tinggal menggerakan bahan yang akan dikerjakan atau yang akan dipotong sesuai dengan pola. Dengan adanya inovasi mesin gergaji selendang tersebut akan dapat membantu proses produksi para pengarajin mebel didaerah Ngemplak Mojosongo khususnya dan Surakarta pada umumnya, hasil produksi lancar, dapat menambah penghasilan dan menambah kesejahteraan kehidupan para pengrajin mebel, dikarenakan produksi bertambah sampai 50%. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free DOI GERGAJI SELENDANG UNTUK PENGRAJIN MEBEL DI KAMPUNG NGEMPLAK MOJOSONGO SURAKARTA SHAWL SAWS FOR FURNITURE CRAFTSMEN IN VILLAGE NGEMPLAK MOJOSONGO SURAKARTA 1Heri Kustanto,2Tri Rahayu kuat Lestari. 1,Prodi D-3 Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknologi Warga Surakarta. 2,Prodi D-3 Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknologi Warga Surakarta. herikustato1 ABSTRAK Pengrajin mebel banyak sekali dijumpai didaerah, dikampung, dipinggir jalan dan pasar mebel diwilayah Surakarta dan sekitarnya ,dengan melihat dan memperhatikan para pengrajin mebel tersebut pada saat mengerjakan pekerjaan dengan menggunakan gergaji tangan kecil untuk membuat suatu pola yang berbentuk lengkungan, berbentuk sudut dan tegak lurus dan membutuhkan tenaga cukup banyak, tangan harus bergerak terus naik turunkan gergaji tangan sengkangmya berbentuk huruf C. Salah satu cara yang lebih efektif dan efisien dibuatlah suatu alat atau mesin untuk membantu memecahkan permasalahan yang ada yaitu dengan cara membuat Inovasi mesin gergaji selendang yang mampu mengerjakan bentuk lengkung, bentuk sudut dan juga berbentuk tegak lurus, bilah gergaji berbentuk selendang sehingga gerakannya berputar terus, tidak perlu memakai tangan untuk menggerakkan gergaji, bilah gergaji selendang dilas dipasang pada bantalan yg dihubungkan dengan poros dan poros diputar oleh motor listrik sehingga akan menjadi gerakan berputar,perputan bilah gergaji selendang ini sebagai pengganti gerakan tangan saat naik turun, tangan tinggal menggerakan bahan yang akan dikerjakan atau yang akan dipotong sesuai dengan pola. Dengan adanya inovasi mesin gergaji selendang tersebut akan dapat membantu proses produksi para pengarajin mebel didaerah Ngemplak Mojosongo khususnya dan Surakarta pada umumnya, hasil produksi lancar, dapat menambah penghasilan dan menambah kesejahteraan kehidupan para pengrajin mebel, dikarenakan produksi bertambah sampai 50%. Kata kunci gergaji selendang, gergaji tangan, pengrajin mebel ABSTRACT Furniture craftsmen are often found in areas, villages, roadside, and furniture markets in the Surakarta and surrounding areas, by seeing and paying attention to these furniture craftsmen while doing work using a small hand saw to make a pattern that was curved, angular, and perpendicular and requires a lot of energy, the hand must move up and down the hand saw, the blade is in the shape of the letter C. One of the more effective and efficient ways to make a tool or machine to help solve existing problems is by making a shawl saw machine innovation that can work on curved shapes, angular shapes, and also perpendicular, shawl-shaped saw blades so that the motion continues, no need to use hands to move the saw, the saw blade is welded on a bearing connected to the shaft and the shaft is rotated by an electric motor so that it will become a rotating motion, twisting the shawl saw blade as a substitute for hand movement when up and down, the hand just moves the material to worked or to be cut according to the pattern. With the innovation of the shawl saw machine, it will be able to help the production process of furniture craftsmen in the Ngemplak Mojosongo area in particular and Surakarta in general, the results of production are smooth, can increase income, and increase the welfare of the furniture craftsmen's life, because plus 50% production. Keywords shawl saws, hand saws, furniture craftsmen Website AbMa Jurnal Abdi Masya Vol. 1, No. 2, pp 103-107 Heri Kustanto, Tri Rahayu kuat Lestari. © 2021 DOI Submit 21 April 2021 Revision 20 Mei 2021 Accepted 24 Mei 2021 Published 28 Mei 2021 1. PENDAHULUAN Sentra UKM merupakan wilayah yang bergerak secara bersama-sama menggunakan bahan utama untuk menghasilkan produk yang sejenis maupun berbeda. Sebagai contoh pengrajin mebel, menggunakan bahan kayu untuk membuat berbagai macam mebel, handmade, material bahan bangunan, permainan anak-anak dan lain-lain [1]. Pengrajin mebel banyak tersebar di kota-kota, di desa-desa dan di daerah-daerah, meraka memproduksi antara lain meja, kursi, almari, tempat tidur dan lain-lain. Kendala yang sering dihadapi oleh industry ini adalah pembuatan barang jadi hanya sesuai pesanan, kemampuan tenaga yang kurang, managemen keuangan dan produksi yang belum dikelola dengan baik [2]. Salah satu faktor tingginya biaya produksi adalah karena peralatan yang kurang memadai [3]. Secara umum proses pembuatan mebel meliputi, persiapan alat dan bahan, pemotongan bahan sesuai ukuran, perakitan bahan, dan finishing. Permasalahan pada proses pemotongan adalah saat proses pembuatan lengkung atau berbentuk profil bulat atau lonjong dan sudut masih menggunakan gergaji tangan. Tingkat kesulitan pada saat proses pengerjaan, tangan kanan menggerakkan gergaji naik turun dan tangan kiri menggerakkan papan yang dipotong. Hasil kurang bagus dan memakan waktu cukup lama sehingga produksi kurang lancar. Untuk memperlancar hasil produksi dengan cara membuat inovasi atau rancang bangun berupa pembuatan mesin gergaji selendang untuk memotong berbentuk bulat atau oval maupun bersudut. Metodenya adalah bilah gergaji bentuk selendang dilas atau disambung, jadikan dua bantalan untuk meletakkan bilah gergaji satu pada bantalan atas dan satu bantalan bawah. Bantalan atas diputar oleh motor listrik sebagai pengganti tangan pada saat gerakan naik turun. Sehingga bilah gergaji dapat bergerak turun untuk memotong tanpa menggunakan tangan untuk menggerakkan bilah gergji. tangan digunakan untuk menggerakkan benda kerja sesuai dengan pola yang ada. Kelemahan untuk para pengrajin mebel secara umum adalah sebagai berikut kurangnya keahlian / skill para pengrajin mebel, kurangnya motivasi diri dari para pengrajin mebel, tidak adanya pendampingan dan pembinaan dari pihak lain sehingga menyebabkan mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan dan kerjakan untuk meningkatkan produksi mebel, sehingga dapat menyongsong masa depannya yang lebih baik. Menurut Irfan [4] salah satu metode yang dilakukan aadalah metode pendampingan, dengan maksud untuk evaluasi setelah pelatihan, mengecek pekerjaan dan melakukan bimbingan. Menurut Nursalim [5] metode untuk meningkatkan kualitas dan mempercepat proses produksi UKM mebeler adalah dengan mekanisasi yaitu pembaruan mesin produksi, pendampingan dan monitoring penerapan mesin. Dengan adanya inovasi mesin gergaji selendang tersebut diharapkan menghemat waktu proses produksi, menambah kualitas pekerjaan dan menambah kuantitas produksi. Kuantitas produksi meningkat, sehingga menambah penghasilan para pengrajin mebel tersebut dan menambah kesejahteraan para pengrajin mebel. 2. METODE Pelaksanaan program Iptek bagi Masyarakat IbM ini diawali dengan mengadakan survey dirumah Bapak Rudhi Hartono 42 Tahun kampung Ngemplak kalurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Surakarta Jawa Tengah. Langkah berikutnya adalah pembuatan dan penggunaan mesin gergaji selendang. Mesin gergaji selendang diserahkan ke UKM dengan terlebih dahulu dilakukan pelatihan operasional alat dan melaksanaan Pengabdian Pada Masyarakat / Iptex bagi Masyarakat ini perlu adanya skema atau alur-alur sebelum pelaksanaan dimulai, dibawah ini gambar 1 alur pelaksanaan IbM. AbMa Jurnal Abdi Masya Vol. 1, No. 2, pp 103-107 Heri Kustanto, Tri Rahayu kuat Lestari. © 2021 DOI Gambar 1 Diagram Alur Pelaksanaan IbM3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah mengadakan Pengabdian Pada Masyarakat, melaksanakan program Iptek bagi Masyarakat IbM dengan judul gergaji selendang untuk pengrajin mebel di kampung Mojosongo Jebres Surakarta. Hasil berupa gergaji selendang dengan spesifikasi motor 1 phase 220, volt 1,2 Ampere, frekvensi 50 Hz, putaran 1400 rpm, lebar gergaji ½ inchi. Aplikasi alat sangat dirasakan oleh pihak UKM dengan uicoba untuk membuat pola atau sudut. Pembuatan pola dengan manual rata-rata menghasilkan 3 pola per hari, sedangkan setelah AbMa Jurnal Abdi Masya Vol. 1, No. 2, pp 103-107 Heri Kustanto, Tri Rahayu kuat Lestari. © 2021 DOI menggunakan mesin gergaji selendang dapat menghasilkan 6 pola. Sehingga dengan adanya msin ini meningkatkan produksi sebesar 50%. Kemampuan mesin gergaji selendang dapat digunakan pada kayu dengan ketebalan bahan 3 cm. Hasil rekayasa / inovasi mesin gergaji selendang dapat dilihat pada gambar 2. dibawah ini. Gambar 2. Gergaji selendang bersama mitra dan pelaksana IbM 4. KESIMPULAN Pengabdian pada masyarakat ini menghasilkan produk berupa mesin gergaji selendang dengan penggerak motor listrik 1 phase. Kapasitas produksi meningkat 50% dibanding secara manual. UCAPAN TERIMA KASIH Kepada bapak Rudy Hartono yang mau meluangkan waktu dan tenaganya serta tempat tinggalnya untuk ujicoba gergaji selendang serta masyarakat pengrajin mebel sekitarnya dan juga masyarakat kampung Ngemplak Mojosongo Surakarta yang juga selalu mengikuti dan memperhatikan pada saat ujicoba gergaji selendang tersebut sampai selesai. AbMa Jurnal Abdi Masya Vol. 1, No. 2, pp 103-107 Heri Kustanto, Tri Rahayu kuat Lestari. © 2021 DOI DAFTAR PUSTAKA [1] Sofiana, Yunida. "Analisis Strategi Peningkatan Produksi Mebel di Sentra Industri Kayu." Humaniora 2, no. 1 2011 1-10. [2] Koswara, Aji. "Model Pelatihan Peningkatan Keterampilan Teknis Bermuatan Nilai-Nilai Estetis Bagi Perajin Mebel Kayu Dalam Perspektif Pendidikan Orang Dewasa." PhD diss., Universitas Pendidikan Indonesia, 2012. [3] Mellolo, Ottopianus, Maureen Langie, and Eliezer M. Rongre. "IPTEKS Bagi Pengrajin Mebel Usaha Kecil Guna Meningkatkan Keterampilan Dan Hasil Produksi." Prosiding Semnas Hasil Pengabdian Masyarakat 2016. [4] Irfan, Irfan, Ali Ahmad Muhdy, and Hamrin Hamrin. "Penerapan Identitas Lokal pada Mebel Kayu melalui Pelatihan dan Pendampingan." Jurnal Imajinasi 3, no. 2 2019 67-74. [5] Nursalim, Nursalim, Agusthinus S. Sampeallo, Abdul Wahid, and Nixson J. Meok. "Upaya Peningkatan Produksi Mebel Pada Umkm Kota Kupang Berbasis Teknologi Tepat Guna." Dinamisia Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 3, no. 2 2019 258-265. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. Irfan IrfanAli Ahmad MuhdyHamrin HamrinKelurahan Mannongkoki di kabupaten Takalar merupakan sentra industri mebel kayu lokal, namun kebanyakan produk mebel yang dibuat adalah mebel tradisional tanpa ratusan kelompok usaha mebel kayu, namun hanya dua unit usaha yang dapat membuat mebel ukir, oleh sebab itu kedua unit usaha mebel tersebut kesulitan dalam memenuhi perminataan pembeli terhadap mebel ukir. Permasalahannya adalah kekurangan tenaga utama pengukir kayu, sehingga jumlah produk yang dihasilkan sangat terbatas dan belum mampu memenuhi permintaan pembeli. Permasalahan lainnya adalah mebel ukir yang dibuat terkadang tidak sesuai dengan keinginan pembeli, sebab pembeli menginginkan mebel dengan ukiran baru. Oleh sebab itu, upaya pembinaan dan pelatihan mengukir untuk menambah tenaga pengukir yang dimiliki perlu dilakukan. Selain itu, perlu menawarkan ukiran baru bernuanasa lokal, agar mebel ukir yang dibuat dapat menarik minat pembeli dan sekaligus menampilkan identitas lokal dengan ukiran baru yang dikembangkan dari ikon budaya lokal khususnya di Kabupeten Takalar. Melalui PKM Perajin Mebel Mannongkoki dilakukan pelatihan dan pendampingan agar dapat menambah tenaga pengukir. Hasil PKM menunjukkan bahwa pada umumnya pemuda lokal dapat dilatih membuat dan mengeksplorasi ornament sesuai kreativitasnya, bahkan dapat menerapkan sebagai ukiran pada kayu, namun masih perlu kesungguhan dan komitmen agar dapat menekuni pekerjaan sebagai pengukir. Hasil PKM juga telah menambah tenaga pengukir menjadi 4 orang dan telah menerapkan ornament lokal sebagai salah satu alternatif produk yang makro baik nasional pada umumnya dan Nusa Tenggara Timur NTT khususnya telah memperlihatkan adanya perubahan ke arah yang makin baik dalam berbagai bidang. Namun demikian, pembangunan daerah ini masih membutuhkan kerja keras dari berbagai kalangan terutama Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM dalam menghadapi persaingan bebas dan lebih khusus menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang sudah mulai berlaku di tahun 2016. Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah PPPUD ini bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi dengan mempercepat proses pengerjaan produksi UMKM usaha mebeler berbasis teknologi tepat guna yang lebih modern. Mitra program PPPUD ini adalah UD. Gusti Karya yang merupakan salah satu pelaku UMKM di Kota Kupang. Menurut mitra, kerajinan mebeler saat ini sangat digemari oleh masyarakat kota kupang, sebab selain kuat, mebel dapat dibuat sesuai selera konsumen. Adapun cara peningkatan produksi yang diterapkan pada kegiatan ini adalah melakukan peremajaan peralatan teknologi tepat guna dengan sistem yang lebih modern dibandingkan dengan peralatan yang mereka miliki saat ini. Luaran yang diharapkan dari program ini adalah peningkatan produksi sehingga dapat meningkatkan penghasilan dari mitra. Berdasarkan hasil pendampingan dan monitoring yang dilakukan setelah kegiatan ini diketahui bahwa, dengan adanya penerapan teknologi tepat guna tersebut dapat meningkatkan kinerja produksi mitra sampai 40 persen lebih cepat dari yang sebelumnya. Yunida SofianaIn the latest couple years, both public and private sectors are doing some efforts and innovations to promote several arts and furniture in Indonesia; through media, cooperation program and exhibitions all over the world. However, this is not effective enough to increase furniture production to better level, especially regarding micro central industry. The micro central industry, especially wood central industry in several areas in Java, mostly has stagnant condition in both local and international. Based on the research in wood central industry in Java, there are factors as the effects the scarcity and quality of wood material, technology dominance of limited woods, less innovation in designing, unintegrated promotion and marketing and also less strategic planning from the government to develop minor industry. This needs to be analysed according to the condition and need of minor central Pelatihan Peningkatan Keterampilan Teknis Bermuatan Nilai-Nilai Estetis Bagi Perajin Mebel Kayu Dalam Perspektif Pendidikan Orang DewasaAji KoswaraKoswara, Aji. "Model Pelatihan Peningkatan Keterampilan Teknis Bermuatan Nilai-Nilai Estetis Bagi Perajin Mebel Kayu Dalam Perspektif Pendidikan Orang Dewasa." PhD diss., Universitas Pendidikan Indonesia, Bagi Pengrajin Mebel Usaha Kecil Guna Meningkatkan Keterampilan Dan Hasil ProduksiOttopianus MelloloMaureen LangieEliezer M RongreMellolo, Ottopianus, Maureen Langie, and Eliezer M. Rongre. "IPTEKS Bagi Pengrajin Mebel Usaha Kecil Guna Meningkatkan Keterampilan Dan Hasil Produksi." Prosiding Semnas Hasil Pengabdian Masyarakat 2016. Perekonomian di Indonesia mengalami banyak perubahan cukup signifikan dari tahun ke tahun, yang membuat berbagai sektor mengalami pertumbuhan ekonomi yang cenderung menurun, baik industri besar, UMKM, serta usaha mikro menengah diantaranya pengrajin mebel. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan bisnis pengrajin mabel Desa Trangsan. Metode penelitian yang digunakan untuk artikel ialah metode wawancara serta pegamatan secara langsung, data yang didapatkan dianalisis secara kualitatif. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa cara meningkatkan bisnis pengrajin mabel adalah dengan memperluas target pemasaran melalui kerja sama dengan investor, melakukan promosi dan pemasaran melalui online maupun offline, meningkatkan kualitas serta terus mengembangkan inovasi. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free !EastasouthJournalofInnovativeCommunityServicesVol.01,No.02,Februari,2023,pp.42-46Meningkatkan Bisnis Pengrajin Mebel Desa Trangsan Alfrida Aprilianti1, Arum Ambar Sari2, Fatimah Nur Cahyani3, Tiara Duta Vilani4, Aris Prio Agus Santoso5 1,2,3,4,5Universitas Duta Bangsa Surakarta *Corresponding author E-mail nurf28424 Fatimah Nur Cahyani* Article History Received Feb 2023 Revised Feb 2023 Accepted Feb 2023 Abstract Perekonomian di Indonesia mengalami banyak perubahan cukup signifikan dari tahun ke tahun, yang membuat berbagai sektor mengalami pertumbuhan ekonomi yang cenderung menurun, baik industri besar, serta UMKM atau usaha mikro kecil menengah di antaranya pengrajin mebel. Kerajinan yang terbuat dari bahan alami seperti rotan, kayu, dan bambu sendiri masih kurang permintaan pasarnya. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem strategi pemasaran pada bisnis pengrajin mebel Desa Trangsan. Dengan subjek para pengrajin mebel Desa Trangsan, menggunakan metode penelitian wawancara serta metode analisis data wacana untuk melakukan penelitian. Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan para pengrajin mebel kurang maksimal, maka dari itu beberapa cara untuk meningkatkan strategi pemasaran bisnis pengrajin mebel dengan memperluas target pemasaran melalui kerja sama dengan investor, melakukan promosi dan pemasaran melalui online maupun offline, meningkatkan kualitas serta terus mengembangkan inovasi.. Bisnis, Pengrajin mebel, Desa Trangsan PENDAHULUAN Industri mebel furniture adalah industri yang mengolah bahan baku atau bahan setengah jadi kayu, rotan, dan bahan alam lainnya. Industri mebel merupakan industri dasar yang dalam proses industrinya menggunakan peralatan sederhana dan memerlukan banyak tenaga mebel. Pengrajin mebel merupakan orang yang membuat perabotan rumah tangga yang digunakan sebagai alat untuk mendukung tubuh manusia dalam menyimpan atau menampilkan barang, dan membagi ruang. Mebel merupakan perabotan rumah tangga yang diperlukan, berguna atau disukai seperti barang atau benda yang dapat dipindah-pindahkan dan berguna untuk melengkapi rumah, kantor, dan sebagainya. Desa Trangsan merupakan desa yang memiliki banyak sumber daya rotan, hal !Vol.01,No.02,Februari,2023,pp.42-4643 inilah yang menjadikan Desa Trangsan sebagai desa pengrajin mebel. Dengan banyaknya sumber daya rotan, masyarakat setempat memanfaatkan rotan tersebut menjadi sebuah kerajinan yang bermanfaat. Adapun produk yang biasanya banyak dibuat yaitu meja, kursi, furniture, serta masih banyak lainnya. Pemanfaatan dari sebuah rotan menjadi sebuah barang yang memiliki nilai yang lebih dari yang sebelumnya merupakan tujuan dari para pengrajin dari Desa Trangsan. Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa Desa Trangsan merupakan desa pengrajin mebel yang memiliki banyak jenis produk untuk rumah, kantor, dan sebagainya. Hal yang menarik dari penelitian ini adalah perbedaan bisnis pengrajin mebel Desa Trangsan dari sebelum pandemi Covid-19 serta setelah pandemi. Dari hal ini peneliti menyimpulkan rumusan masalah dalam penelitian kali ini adalah “Bagaimana Cara Meningkatkan Bisnis Pengrajin Mebel Desa Trangsan?”. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu cara kerja bisnis pengrajin mebel Desa Trangsan serta cara meningkatkan bisnis pengrajin mebel Desa Trangsan dari sebelum pandemi Covid-19 setelah pandemi Covid-19. METODE Pelaksanaan penelitian ini menggunakan desain penelitian survei. Di mana kami menggunakan pendekatan secara deskriptif, tanpa menggunakan angka melainkan menggunakan data dari wawancara secara langsung. Dalam penelitian ini kami menggunakan para pengrajin mebel Desa Trangsan sebagai subjek penelitian yang kami lakukan. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode wawancara serta pengamatan secara langsung. Metode wawancara merupakan sebuah teknik pengambilan data yang dilakukan dengan menggunakan format pertanyaan yang sudah tersusun dan akan diajukan secara langsung lisan kepada narasumber yang bertujuan untuk melengkapi artikel ini. Metode analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis wacana, yang memungkinkan terjadinya interaksi antara subjek penelitian dengan peneliti. HASIL Industri bisnis mebel di Desa Trangsan dikategorikan dua kelompok pelaku usaha, yaitu kelompok bisnis mebel skala besar dan kelompok bisnis mebel skala kecil. Untuk kelompok industri kecil masih mempunyai keterbatasan, seperti pemasaran yang belum efektif dan tenaga kerja yang terbatas. !Vol.01,No.02,Februari,2023,pp.42-4644 Tujuan dari penelitian dengan metode wawancara yang telah dilakukan adalah untuk mengetahui potensi yang sudah dimiliki oleh pengrajin mebel di Desa Trangsan yang kemudian dianalisis untuk mengurangi risiko terjadinya kerugian yang didapat karena kurangnya perhatian terhadap faktor-faktor kecil yang menghambat proses produksi dan memberikan solusi yang mungkin dapat diterapkan untuk mengembangkan usaha mebel. Selain itu metode wawancara juga dirasa lebih mudah untuk memungkinkan terjadinya interaksi antara subjek penelitian dengan peneliti. Data yang dihasilkan juga lebih akurat dan tepat karena langsung berhubungan dengan subjek yaitu para pengrajin mebel. Gambar 1. Produk Bisnis mebel di Desa Trangsan Bisnis mebel di Desa Trangsan mempunyai berbagai macam produk yang diproduksi dan ditawarkan, seperti meja dan kursi makan, kursi teras, kursi tamu, aksesoris, dan banyak produk lainnya. Dalam pembuatan mebel menggunakan berbagai macam bahan baku, seperti rotan, bambu, dan kayu Fitria, 2019. Usaha mebel yang dijalankan ini menggunakan konsep made by order, yaitu mereka akan membuat produk mebel tersebut jika terdapat pesanan. Kelemahan bisnis mebel Desa Trangsan antara lain kurang maksimalnya perencanaan efisiensi waktu, tenaga kerja terampil yang masih terbatas, modal usaha yang belum memadai, serta aktivitas promosi produk yang belum maksimal Riskiani, 2014. Di sisi lain, bisnis mebel di Desa Trangsan memiliki banyak kekuatan, antara lain keterampilan Sumber Daya Manusia yang mumpuni, harga produk yang bersaing, kualitas mutu produk yang baik, dapat membuat produk sesuai permintaan pembeli, serta jangkauan penjualan produk yang luas Fauzan, 2021. Terdapat pula peluang yang dimiliki untuk meningkatkan pertumbuhan usaha bisnis mebel yang dijalankan, seperti tempat usaha yang letaknya strategis, masyarakat yang memiliki minat beli tinggi, dukungan yang didapat dari organisasi !Vol.01,No.02,Februari,2023,pp.42-4645 pemerintah, dan teknologi yang membantu memudahkan proses produksi. Namun, pelaku usaha juga harus waspada akan adanya ancaman dari bisnis mebel yang digeluti, seperti contoh persaingan bisnis mebel dengan perusahaan yang besar, persaingan dengan pelaku usaha mebel lokal, sulitnya mendapat bahan utama mebel, tidak menentunya biaya dari bahan utama, tak sehatnya persaingan harga yang ada, serta perekonomian yang kondisinya tidak stabil. Untuk itu, berikut ini beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk mengembangkan usaha mebel. Yang pertama, pelaku bisnis mebel bisa memproduksi produk anyar yang belum umum terdapat di pasaran Budiharjo et al., 2015. Kemudian, memanfaatkan dukungan yang didapat dari pemerintah, melakukan kerja sama dengan industri lain yang sejenis, menyimpan persediaan bahan baku agar terhindar dari sulitnya mendapatkan bahan baku, serta melakukan promosi produk melalui bermacam media atau platform yang tersedia. Pengrajin mebel juga bisa melakukan pemasaran dan pendistribusian dari produk mebel ke luar negeri atau dengan kata lain tidak hanya dalam negeri saja. Cara yang dapat diterapkan dengan melakukan ekspor di negara-negara lain agar produk yang diciptakan lebih banyak dikenal orang, sehingga akan lebih besar kemungkinan bisnis mebel yang dijalankan berkembang pesat Hufaida, 2021. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi pengambilan keputusan dalam proses menjalankan dan mengembangkan usaha mebel para pengrajin, memberikan informasi mengenai peluang dan strategi yang dapat diterapkan agar meningkatkan keuntungan bisnis mebel. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa analisis sistem strategi pemasaran bisnis pengrajin mebel kurang maksimal, maka dari itu ada beberapa strategi pemasaran yang dapat di explor lagi untuk meningkatkan daya saing barang menjadi lebih meningkat, di antaranya yaitu berupa 1. Memperluas target pasar Dengan adanya target pasar, produsen dapat menentukan nilai harga serta lebih terorganisir. 2. Mempromosikan Mempromosikan/pemasaran produk ini biasanya memperkenalkan kepada konsumen supaya konsumen tertarik kepada produk. Promosi/pemasaran bisa dilakukan dengan dua cara, yakni secara online atau !Vol.01,No.02,Februari,2023,pp.42-4646 melalui digital dan secara offline atau secara langsung, 3. Meningkatkan kualitas produk Memberikan efek yang besar pada produk atau menambah kegunaan atau manfaat yang besar dalam produk. Pengakuan/Acknowledgements Banyak pihak yang terlibat aktif dalam terwujudnya pengabdian ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu mewujudkan proses pengabdian ini hingga akhir. Daftar Referensi Budiharjo, A., Wahyudi, E., & Ulum, A. R. 2015. Penerapan strategi bauran pemasaran pada mebel ud. jati indah di jember. I, Ndah D Bisnis, Ilmu AdminiJember, Istrasi Ilmu, Fakultas Politik, Ilmue Unej, Universitas Jembr, 1–14. Fauzan, N. U. R. 2021. Studi Kasus Ukm Rotan Desa Trangsan. Fitria, F. 2019. Strategi Pemasaran Pelaku Industri Mebel dalam Menghadapi Persaingan Revolusi pada UD Salama Mebel Karduluk di Kabupaten Sumenep. Artikel Skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Wiraraja. Hufaida, N. 2021. Strategi Pemasaran Mebel Untuk Meningkatkan Penjualan Ditinjau Dari Ekonomi Islam Studi Kasus Zaimah Mebel Pengaron Desa Guntung …. NUR Riskiani, S. 2014. Strategi Pengembangan Produk Olahan Rotan. 21, 85–90. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this BudiharjoE WahyudiA R UlumBudiharjo, A., Wahyudi, E., & Ulum, A. R. 2015. Penerapan strategi bauran pemasaran pada mebel ud. jati indah di jember. I, Ndah D Bisnis, Ilmu AdminiJember, Istrasi Ilmu, Fakultas Politik, Ilmue Unej, Universitas Jembr, Pemasaran Mebel Untuk Meningkatkan Penjualan Ditinjau Dari Ekonomi Islam Studi Kasus Zaimah Mebel Pengaron Desa Guntung …N HufaidaHufaida, N. 2021. Strategi Pemasaran Mebel Untuk Meningkatkan Penjualan Ditinjau Dari Ekonomi Islam Studi Kasus Zaimah Mebel Pengaron Desa Guntung …. NUR Pengembangan Produk Olahan RotanS RiskianiRiskiani, S. 2014. Strategi Pengembangan Produk Olahan Rotan. 21, 85-90.

usaha pengrajin mebel banyak membutuhkan tenaga yang ahli